Friday, December 4, 2009

secercah cahaya lilin

belakangan, situasi seakan gelap seperti PLN yang memadamkan listrik..
gelap dan membosankan..
agak berlebihan juga sih perumpamaannya ya?
tapi yaa saking terpuruknya saya, itulah kalimat yang cocok ~.~"

waktu pagi, mungkin hariku dapat terselamatkan oleh mentari..
ya! sinarnya membuatku tidak dalam kesendirian..
teman - teman yang sangat aku sayangi menghiburku,
mengisi kehidupanku, sehingga LUPA kalau pada saat itu saya sedang memiliki masalah..
walaupun masalah terberat sekalipun!
bahagia yang saya dapatkan, mengubah cara pandangku tentang kehidupan..
ya mereka hebat, dan Allah-lah yang terhebat,
karena saya di izinkan memiliki mereka.

waktu semakin cepat,
berganti dengan kegelapan..
ada apa dengan kegelapan?
seperti awal dari paragraf ini,
saya seperti berada sebuah ruang yang dipadamkan cahayanya
gelap..
saya mencari cara agar suasana tak seperti itu..

kemudian saya mengambil sebatang lilin..
lilin itu saya bakar sumbunya,
dan menyala..
saya menatap lilin itu..
saya terpaku, kemudian saya bercermin pada diri sendiri..

cahaya lilin itu berpendar dalam hati,
sangat indah.. namun tetaplah sebuah lilin,
maksud saya cahaya itu dibutuhkan saat dalam gelap
walaupun cara yang digunakan oleh lilin itu merelakan diri sendiri,
demi sebuah cahaya, lilin itu rela membakar dirinya sendiri...

sama seperti saya,
atau saya meniru cara lilin itu?
saya tidak peduli terhadap diri sendiri,
dan mengusahakan untuk membuat orang lain bercahaya,
tetapi menghancurkan diri sendiri?
ada apa dengan saya? hufh!

No comments:

Post a Comment